Twitter

Jumat, 13 Januari 2012

Definisi dan Tipe - Tipe Kepemimpinan

•    Definisi Kepemimpinan

Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.


•    Tipe-Tipe Kepemimpinan

1. Tipe Otokratis

Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
1.    Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
2.    Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
3.    Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
1.    Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
2.    Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
3.    Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
4.    Menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.

2. Tipe Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

3. Tipe Kharismatik

Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

4. Tipe Laissez Faire

Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

5. Tipe Kepemimpinan Militeristik

Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:
1.    Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
2.    Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan,
3.    Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan,
4.    Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya,
5.    Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya,
6.    Komunikasi hanya berlangsung searah.

6. Tipe Kepemimpinan Populistis

Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.

8. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
---------------------------------------------------------------------------------------

Sumber :
•    http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/
•    http://kadri-blog.blogspot.com/2010/11/tipe-tipe-kepemimpinan.html
•    http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/


Studi Kasus

Berdasarkan dari 5 kasus yang diberikan, saya memilih kasus ke 5 untuk saya terangkan, yaitu:

Kehilangan Kursi

Sebuah organisasi manufacturing yang mempunyai karyawan sekitar 270 orang mempekerjakan seorang manajer pabrik baru dengan maksud untuk mengurangi biaya-biaya produksi, meningkatkan kualitas produk, dan memperbaiki produktivitas karyawan. Pekerjaan adalah melelahkan dan kondisi-kondisi pekerjaan sangat tidak menyenangkan. Ini terutama disebabkan oleh panas dan debu yang ditimbulkan proses produksi. Hari kerja dibagi menjadi tiga shift, dimana lama waktu setiap shift adalah 8 jam, tanpa waktu makan yang ditetapkan secara eksplisit. Para karyawan biasanya membeli minuman dan makanan di warung-warung di sekitar pabrik dan minum atau makan sambil bekerja. Teknisi keamanan pabrik mengemukakan bahwa gang-gang yang digunakan untuk lalau lintas truk-truk pengangkut barang sering terlambat atau terganggu oleh lalu lalang para karyawan yang memerlukan dan membeli minuman dan makanan. Manajer baru mengambil keputusan untuk membangun sebuah cafeteria untuk mengurangi bahaya keamanan ini dan untuk memberikan kepada para karyawan suatu tempat makan jauh dari proses produksi yang tidak menyenangkan.
Setelah bangunan diselesaikan, para karyawan mulai makan di cafeteria seperti yang diharapkan. Bagaimana juga, meninggalkan lokasi pekerjaan menunjukkan secara implisit adanya periode istirahat untuk makan bagi karyawan. Waktu yang dihabiskan para karyawan untuk keperluan tersebut tentunya naik secara menoyolok, dan sebagai akibatnya terjadi penurunan produktivitas. Manajer pabrik kemudian memutuskan bahwa untuk menghindari para karyawan mondar-mandir ke cafetari, dia memindahkan kursi-kursi. Para karyawan marah kaena “kenyamanan” yang selama ini mereka rasakan telah diambil. Konsultan pengembangan organisasi (organization development), setelah diperkenankan, memperoleh informasi dari serangkaian wawancara bahwa para karyawan tidak pernah menginginkan cafeteria. Mereka sesungguhnya menginginkan lokasi yang lebih aman dari truk-truk pengangkut barang.

Pertanyaan:
Apa kesalahan-kesalahan pokok yang dibuat manajemen dalam proses perubahan tersebut? Jelaskan!

Jawaban:
Menurut analisa dari kasus tersebut, terdapat kesalahan-kesalahan pokok yang dibuat manajemen dalam proses perubahan, yaitu:
Dimulai dari kesalahan dalam menganalisa situasi yang ada yang merupakan penilaian yang berbeda antara pihak manajemen terhadap para karyawan. Sampai kepada kesalahan pada tujuan awal atau salah sasaran, yang seharusnya ingin mengurangi bahaya keamanan justru berdampak kepada penurunan produktivitas akibat waktu yang dihabiskan karyawan.
Seharusnya sebelum melakukan perubahan, pihak manajemen perlu melakuakn pertimbangan sesuai tahapan-tahapan dalam proses perubahan. Seperti:
•    Menampung tekanan-tekanan sebagai faktor-faktor lingkungan eksternal.
•    Intervensi oleh orang luar yang menyarankan perbaikan-perbaikan.
•    Diagnosis serta pengenalan masalah dengan mengunpulkan berbagai informasi dan menganalisanya.
•    Penemuan penyelesaian baru serta komitmen pada serangkaian kegiatan dan membuat kolaborasi yang efektif dalam peningkatan baik kualitas penyelesaian maupun keterikatan pada serangkaian kegiatan yang akhirnya diputuskan untuk dipilih.

Untuk dapat menyimpulkan dan membuat proses perubahan dianggap lancar dan sukses hampir selalu tergantung kepada beberapa faktor, seperti:
1.    Redistribusi kekuasaan dalam organisasi dimana praktek-praktek pengambilan keputusan tradisional berubah menjadi lebih banyak menggunakan kekuasaan yang dibagi.
2.    Redistribusi kekuasaan dalam struktur organisasi tersebut terjdi melalui suatu proses perubahan yang berkembang.