Twitter

Selasa, 23 Oktober 2012

Pengertian dan Jenis Kalimat

PENGERTIAN KALIMAT

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital  dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).

UNSUR-UNSUR KALIMAT

  • Subjek, memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
  1. Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa:  dapat berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa
  2. Biasanya disertai kata itu, ini, yang dan tersebut (sebagai pembatas antara subyek dan predikat 
  3. Didahului kata bahwa: Kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subyek. 
  4. Mempunyai keterangan pewatas/atribut yang : Kata yang menjadisubyek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang 
  5. Tidak didahului preposisi : Subyek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. 
  6. Berupa kata benda atau frase kata benda : Subyek kebanyakan berupa kata benda atau frase kata benda.

Contoh: Riko sedang makan.

  • Predikat, memiliki ciri - ciri sebagai berikut:
  1. Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana 
  2. Kata adalah atau ialah 
  3. Dapat diingkarkan 
  4. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas 
  5. Unsur pengisi predikat. Predikat suatu kalimat dapat berupa: kata dan frase.

Contoh: Rangga memukul Dika karena kesal melihat kelakuannya.

  • Objek, memiliki ciri - ciri sebagai berikut:
  1. Langsung di belakang predikat
  2. Dapat menjadi subyek kalimat pasif
  3. Tidak didahului preposisi
  4. Kategori katanya kata benda/ frase kata benda
  5. Dapat dinganti dengan –nya
  6. Didahului kata bahwa
  7. Anak kalimat pengganti kata benda ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
  8. Kebanyakan kata kerja berawalan ber- atau ter- tidak memerlukan objek (intransitif)
  9. Kebanyakan kata kerja berawalan me- memerlukan objek (transitif)
 Contoh : Ayah menebang pohon.
        
  •  Pelengkap. Ada kesamaan antara pelengkap dan objek, yaitu pada kedua unsur kalimat berikut:
  1. Bersifat wajib ada karena melengkapi makna kata kerja predikat kalimat
  2. Menempati posisi di belakang predikat
  3. Tidak didahului preposisi.

Contoh : Rio kecewa mendapat nilai minimal.

  • Keterangan, merupakan unsur yang fungsinya menerangkan seluruh fungsi kalimat atau unsur kalimat tertentu dalam kalimat.
Contoh: Ayah memotong rumput di halaman.

POLA KALIMAT 

Setelah membicarakan beberapa unsur yang membentuk sebuah kalimat yang benar, kita dapat menentukan  pola  kalimat  dasar  itu  sendiri.  Berdasarkan  penelitian  para  ahli,  pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
  1. KB + KK : Buruh berdemo.
  2. KB + KS : Pembantu itu sopan.
  3. KB + KBil : Harga motor itu seharga dua puluh juta rupiah.
  4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Bandung.
  5. KB1 + KK + KB2 : Kucing mencari makan.
  6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Ibu memberi saya uang.
  7. KB1 + KB2 : Rika penyanyi.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.

KALIMAT BERDASARKAN ISI

  1. Kalimat berita
  2. Kalimat larangan

KALIMAT BERDASARKAN POLA KALIMAT

1. Kalimat tunggal, yaitu kalimat yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Contoh : Buruh berdemo.

2. Kalimat majemuk. Majemuk Setara : kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut:
  • Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan. Contoh: Kami membaca, mereka menulis. Menjadi: Kami membaca dan mereka menulis.
  • Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata  tetapi jika kalimat  itu  menunjukkan  pertentangan,  dan  hasilnya  disebut  kalimat  majemuk setara pertentangan. Contoh: Riza dan Ika adalah kakak beradik, tetapi mereka saling bermusuhan.
  • Dua kalimat tunggal ata lebih dapat dihubungkan oleh kata  lalu  dan  kemudian  jika kejadian yang dikemukakannya berurutan. Contoh: Bayi pasangan Pak Banu dan Bu Rani telah lahir tiga hari yang lalu, kemudian mereka akan mengadakan syukuran.
  • Dapat  pula  dua  kalimat  tunggal  atau  lebih  dihubungkan  oleh  kata atau  jika  kalimat  itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan. Contoh: Adi pulang sekolah naik angkutan umum, atau dijemput oleh ayahnya.Kalimat Majemuk tidak Setara (Bertingkat)
3. Kalimat majemuk  tidak  setara terdiri atas satu suku kalimat yang  bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Contoh: 1. Jalan raya di Jakarta sudah lebar. (tunggal), 2. Jalan raya Jakarta macet.
menjadi: Walaupun jalan raya di Jakarta sudah lebar, namun tetap macet.

4. Kalimat Majemuk Campuran, terdiri atas kalimat majemuk tidak setara (bertingkat) dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).
Misalnya:
1. Karena hujan semakin deras, saya berhenti dan meneduh.
2. Saya meneduh, sedangkan mereka tetap melanjutkan perjalanan karena diburu oleh waktu.




Sumber:
http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/PengertianKalimat.pdf
http://akmalik.files.wordpress.com/2011/03/modul-2-unsur-unsur-pembentuk-kalimat.pdf

0 komentar:

Posting Komentar