PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa
terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf
latin kalimat dimulai dengan huruf kapital
dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!).
UNSUR-UNSUR KALIMAT
- Subjek, memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
- Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa: dapat berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa
- Biasanya disertai kata itu, ini, yang dan tersebut (sebagai pembatas antara subyek dan predikat
- Didahului kata bahwa: Kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subyek.
- Mempunyai keterangan pewatas/atribut yang : Kata yang menjadisubyek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang
- Tidak didahului preposisi : Subyek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.
- Berupa kata benda atau frase kata benda : Subyek kebanyakan berupa kata benda atau frase kata benda.
Contoh: Riko sedang makan.
- Predikat, memiliki ciri - ciri sebagai berikut:
- Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana
- Kata adalah atau ialah
- Dapat diingkarkan
- Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas
- Unsur pengisi predikat. Predikat suatu kalimat dapat berupa: kata dan frase.
Contoh: Rangga memukul Dika karena kesal melihat kelakuannya.
- Objek, memiliki ciri - ciri sebagai berikut:
- Langsung di belakang predikat
- Dapat menjadi subyek kalimat pasif
- Tidak didahului preposisi
- Kategori katanya kata benda/ frase kata benda
- Dapat dinganti dengan –nya
- Didahului kata bahwa
- Anak kalimat pengganti kata benda ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
- Kebanyakan kata kerja berawalan ber- atau ter- tidak memerlukan objek (intransitif)
- Kebanyakan kata kerja berawalan me- memerlukan objek (transitif)
Contoh : Ayah menebang pohon.
- Pelengkap. Ada kesamaan antara pelengkap dan objek, yaitu pada kedua unsur kalimat berikut:
- Bersifat wajib ada karena melengkapi makna kata kerja predikat kalimat
- Menempati posisi di belakang predikat
- Tidak didahului preposisi.
Contoh : Rio kecewa mendapat nilai minimal.
- Keterangan, merupakan unsur yang fungsinya menerangkan seluruh fungsi kalimat atau unsur kalimat tertentu dalam kalimat.
Contoh: Ayah memotong rumput di halaman.
POLA KALIMAT
Setelah membicarakan beberapa
unsur yang membentuk sebuah kalimat yang benar, kita dapat menentukan pola
kalimat dasar itu
sendiri. Berdasarkan penelitian
para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia
adalah sebagai berikut:
- KB + KK : Buruh berdemo.
- KB + KS : Pembantu itu sopan.
- KB + KBil : Harga motor itu seharga dua puluh juta rupiah.
- KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Bandung.
- KB1 + KK + KB2 : Kucing mencari makan.
- KB1 + KK + KB2 + KB3 : Ibu memberi saya uang.
- KB1 + KB2 : Rika penyanyi.
Ketujuh pola kalimat dasar ini
dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat pula pola-pola dasar itu
digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.
KALIMAT BERDASARKAN ISI
- Kalimat berita
- Kalimat larangan
KALIMAT BERDASARKAN POLA KALIMAT
1. Kalimat tunggal, yaitu kalimat yang terdiri dari satu
subjek dan satu predikat. Contoh : Buruh berdemo.
2. Kalimat majemuk. Majemuk Setara : kalimat majemuk setara
terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk setara
dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut:
- Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan. Contoh: Kami membaca, mereka menulis. Menjadi: Kami membaca dan mereka menulis.
- Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pertentangan. Contoh: Riza dan Ika adalah kakak beradik, tetapi mereka saling bermusuhan.
- Dua kalimat tunggal ata lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian yang dikemukakannya berurutan. Contoh: Bayi pasangan Pak Banu dan Bu Rani telah lahir tiga hari yang lalu, kemudian mereka akan mengadakan syukuran.
- Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan. Contoh: Adi pulang sekolah naik angkutan umum, atau dijemput oleh ayahnya.Kalimat Majemuk tidak Setara (Bertingkat)
3. Kalimat majemuk tidak
setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang
tidak bebas. Contoh: 1. Jalan raya di Jakarta sudah lebar. (tunggal), 2. Jalan raya Jakarta macet.
menjadi: Walaupun jalan raya di Jakarta sudah lebar, namun tetap macet.
4. Kalimat Majemuk Campuran, terdiri atas kalimat majemuk tidak setara (bertingkat)
dan kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk taksetara (bertingkat).
Misalnya:
1. Karena hujan semakin deras, saya
berhenti dan meneduh.
2. Saya meneduh, sedangkan mereka tetap melanjutkan perjalanan karena diburu oleh waktu.
Sumber:
http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/PengertianKalimat.pdf
http://akmalik.files.wordpress.com/2011/03/modul-2-unsur-unsur-pembentuk-kalimat.pdf
0 komentar:
Posting Komentar