Twitter

Rabu, 11 April 2012

Resume Uang, Bank, dan Penciptaan Uang

Diskusi Mengenai “Uang, Bank, dan Penciptaan Uang” telah berlangsung dengan lancar di kelas 2KA01 pada tanggal 28 Maret 2012, yang dilakukan oleh kelompok 6. Dari diskusi tersebut banyak pelajaran yang dapat kita simpulkan, baik dari jawaban-jawaban kelompok 6 hingga pembahasan kembali oleh Ibu Ira Phajar Lestari selaku dosen pembimbing mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 di kelas kami. Bagi yang ingin membaca dahulu materi tentang “Uang, Bank, dan Penciptaan Uang” dapat dilihat di sini.
Berikut adalah pembahasan mengenai pertanyaan yang diajukan kepada kelompok 6:

Di dalam diskusi ini, dibahas oleh dosen kami tentang Redenominasi, yaitu penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Hal ini dapat terjadi karena bila tejadi inflasi, jumlah satuan mata uang yang sama perlahan-lahan akan memiliki daya beli yang semakin melemah. Sehingga, apabila tidak dilakukan redonominasi orang akan cenderung lebih sulit dan pusing melihat angka atau nominal yang sangat besar. Ada suatu prosedur dalam redonominasi ini yang biasa disebut dengan prosedur penghilangan nol. Dimana, dalam suatu pencatatan(misalnya transaksi jual beli) yang nominalnya sangat besar, dapat dituliskan bukan dengan nominal yang sebenarnya, tetapi dengan menghilangkan angka nolnya. Misalnya kita akan menuliskan seratus milyar. Mungkin jika ditulis dalam pembukuan akan sangat menghabiskan tempat dan juga membingungkan dalam membacanya. Maka dengan prosedur penghilangan nol ini, nominal seratus milyar dapat dituliskan dengan angka 100, kemudian diberi keterangan dalam satuan milyar. Dengan prosedur seperti ini akan lebih memudahkan dalam pembacaan maupun perhitungannya.
Namun, tentang redonominasi rupiah itu sendiri, yang pernah dikabarkan pada waktu-waktu yang lalu, sampai saat ini belum terjadi. Keinginan tersebut kemungkinan terpikirkan karena jumlah nominal di Indonesia sangatlah besar jika dilihat dari nilai nominalnya sendiri. Karena jika dibandingkan dengan mata uang lain(misalnya dollar), nominalnya kecil namun nilai/daya tukarnya besar, sehingga memungkinkan orang masih bisa membawa uang dalam dompet atau tasnya dengan nilai yang besar, namun dalam jumlah lembaran yang lebih sedikit. Bayangkan bila kita yang menggunakan mata uang rupiah, jika akan membeli suatu barang yang cukup mahal, apakah harus kita membawa uang tunai? Mungkin butuh tas yang cukup besar. Sehingga saat ini orang Indonesia akan lebih banyak yang memilih membawa kartu ATM atau kartu Kredit dibandingkan membawa uang tunai.

0 komentar:

Posting Komentar