Twitter

Sabtu, 05 Mei 2012

Anak – anak Jalanan, Tanggung Jawab Siapa?

Kita semua pasti sering melihat anak – anak berusia di bawah 10 tahun, bahkan di bawah 5 tahun yang sudah harus bekerja keras mencari uang dengan cara mengamen. Ke mana orang tuanya? Tidak pantas bila orang tuanya masih sehat bugar tetapi mengandalkan anak – anak mereka yang masih kecil untuk mencari uang di jalanan seperti itu. Namun yang saya tahu, tidak semua dari mereka mencari uang untuk orang tuanya. Banyak dari anak – anak tersebut yang diculik kemudian disuruh untuk mengamen di bawah pengawasan preman. Target penculikan mereka adalah anak – anak kecil yang yang mereka suruh untuk mengamen, karena agar orang – orang merasa iba, sehingga uang setoran yang datang akan semakin banyak. Saya berkata demikian, karena saya melihat sendiri saat anak anak – anak tersebut sedang memberikan uang yang baru saja mereka dapatkan dari hasil mengamennya kepada seorang laki – laki dewasa di bawah jembatan yang sangar dan menyeramkan.

Kita semua tahu, pemerintah memang sudah berupaya untuk mengurangi jumlah gelandangan dan pengamen (gepeng) di jalanan. Tetapi yang dapat kita lihat, jumlah mereka justru kini semakin banyak. Entah bagaimana solusinya. Menghapuskan hal tersebut tidak semudah membalikan telapak tangan. Para gepeng yang pernah bahkan sering tertangkap oleh satpol pp selaku pihak yang bertugas untuk mengamankan mereka, yang kemudian dibawa untuk mendapatkan penyuluhan pun tetap saja akan kembali menjadi gepeng. Mereka tidak punya pilihan lain. Mungkin, tempat – tempat penampungan anak jalanan perlu ditingkatkan jumlahnya. Menurut saya itu adalah salah satu solusi untuk menguranginya. Tetapi belum banyak dari orang – orang berduit yang berpikir ke arah situ.

Sering saya berandai – andai, jika saja saya punya cukup uang untuk membangun tempat penampungan anak – anak jalanan, saya ingin mewujudkannya, walaupun tidak akan semuanya tertampung. Karena semua itu harus diawali dari yang kecil. Kalau terus menunda – nunda karena merasa belum mampu memenuhi perkara besar, lalu apakah tidak akan bertambah banyak perkara lainnya yang bertambah besar? Maka, mulailah melakukan upaya dari yang kecil. Jika upaya kecil dilakukan oleh banyak orang, upaya tersebut akan membuahkan hasil yang besar bukan? Marilah kita melakukan segala kebaikan dari yang kecil terlebih dahulu, agar terbiasa, dan bertahap menuju kebaikan yang besar.


0 komentar:

Posting Komentar